Cache – ketika kita mendengar nama ini, hal yang pertama kali muncul dari kepala kita adalah ‘file sampah’ yang memenuhi ruang harddisk, dan konon “memperlambat kinerja sistem” komputer atau smartphone kita. Tapi, bener nggak sih?
Jangan salah sangka, cache sendiri ada banyak pengertian dan fungsinya, yang seringkali disalahpahamkan oleh kebanyakan orang awam. Apa saja pengertian dan kegunaannya di dunia komputer?
1. Memory Cache dan Disk Cache
Cache adalah area akses berkecepatan tinggi, seperti bagian khusus di memori utama (RAM) atau di perangkat penyimpanan, seperti harddisk. Ada dua tipe cache, yaitu memory cache dan disk cache.
Memory cache, atau CPU cache, adalah cache yang digunakan oleh CPU komputer untuk mengurangi waktu untuk mengakses data dari memori utama yang lebih lambat. Ukurannya sangat kecil, tapi mempunyai kecepatan yang sangat cepat, yang menyimpan salinan data dari lokasi-lokasi memori yang sebelumnya digunakan. Prosesor-prosesor modern sekarang dirilis dengan beberapa jenis CPU cache, seperti L3 atau L2 cache, sedangkan komputer-komputer lawas hanya dilengkapi L1 cache.

letak L3 cache di prosesor Intel Core i7 / computerhope.com
Sedangkan disk cache adalah cache yang digunakan sistem untuk mengakses file-file yang biasanya digunakan aplikasi. Bukannya menggunakan cache berkecepatan tinggi CPU, disk cache menggunakan memory biasa (RAM). Data yang baru saja diakses dari harddisk, seperti aplikasi yang sedang dijalankan, akan disimpan sementara di dalam RAM. Ketika aplikasi itu ingin mengakses data dari harddisk, hal yang pertama kali dilakukan adalah mengecek apakah data tersebut ada di disk cache. Disk cache dapat meningkatkan performa aplikasi secara signifikan. Karena mengakses sebuah byte data di RAM jauh lebih cepat daripada mengakses data langsung dari harddisk.
Baca Juga: Cara Mengoptimalkan Kinerja Windows 10
2. Cache dari browser Internet
Browser-browser internet seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Opera dan banyak browser internet lainnya terus mengembangkan dirinya untuk menampilkan laman web lebih cepat. Biasanya, setiap kali kita membuka sebuah laman website, laman dan file-file website yang kita buka akan disimpan sementara di cache browser di harddisk. File-file tersebut bisa berupa gambar, teks, dan bahkan suara.
Jadi, jika suatu saat nanti kita ingin membuka laman yang sama, browser cukup memuat kembali file-file yang disimpan sebagai cache tadi, tanpa harus download ulang. Dengan cache bisa mempercepat loading ketika mengunjungi website, apalagi kalau menggunakan koneksi yang lambat, dan juga menghemat bandwidth anda dan pemilik situs.
Cache-cache yang disimpan tadi juga bisa menumpuk di dalam harddisk, dan bisa dihapus tanpa menghasilkan error. Anda bisa menghapusnya melalui setting di dalam browser, menggunakan aplikasi seperti CCleaner, atau dengan fitur bawaan windows “disk cleanup”.
3. Cache Server

salah satu perangkat cache server / creativecow.net
Jika cache dari laman website tadi disimpan ke dalam komputer, yang satu ini adalah sebuah perangkat khusus untuk menyimpan laman website yang dikunjungi para pengguna sebuah jaringan komputer. Sama dengan cache di browser, dengan cache server tidak perlu mendownload lagi laman web, karena sudah disimpan. Akses ke website pun jadi lebih cepat, dan menghemat bandwith perusahaan atau para pengguna jaringan yang dilengkapi cache server.
Penutup
Sudah mengerti kan, apa saja jenis-jenis dan kegunaan cache? Kalau masih belum paham, tinggalkan komentar di bawah, ya!
Sampai jumpa di momen berikutnya! Salam Utak-atik!
Sumber:
Computer Hope
2 Comments